Halaman

Jumat, 29 Oktober 2010

Seketika Itu Jua




Kita tidak pernah tahu kapan ide akan datang dan berdiam di rumah yang kita miliki. Hal yang harus kita lakukan adalah menyambutnya dengan penuh suka cita. Mungkin dengan sekerat roti dan secangkir teh akan menyenangkan hatinya.

Yap, aku sangat menyukai fase atau proses ketika ide-ide itu memburuku. Terlebih ketika aku telah lama tidak berjumpa dengannya. Aku pun tidak peduli jika ide itu masih berupa sekerat kata yang belum berbentuk. Namun seperti yang selalu aku nikmati, aku cukup menambahkan beberapa kata atau kalimat lainnya. Aku pun selalu bersyukur untuk sesuatu yang terlintas, sekelebat, sesaat, seketika itu jua. Tak peduli apapun bentuknya, seperti rupa di bawah ini....


*Tidak sempat memunguti ide-ide
Hari ini hanya ada remah-remah kata
Entah dapat mengenyangkan atau tidak

*Sejarah hanyalah ilusi angka-angka yang berdiam
di tempat-tempat yang tak pernah kita singgahi

*telah menyepakati
akan berladang
di tanah masing-masing

*bila waktu adalah perundingan
semoga kesepakatan itu ada

*tuan dan puan
di tanah kita masing-masing
hidup lamat-lamat kan bergulir
tak usah risau

*kelak kenang dan usia
hanyalah sekelebat tempat singgah
di waktu lalu


Semoga bermanfaat... ^_*

Tidak ada komentar: